I.
PENDAHULUAN
A.
Defenisi
Asam dan Basa
1.
Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian,
mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.Istilah "asam" merupakan
terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa
Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa
Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia istilah asam memiliki arti yang
lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
§ Arrhenius:
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi
yang pertama kali dikemukakan oleh Syante Arrhenius ini membatasi asam dan
basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
§ Bronsted-Lowry:
Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan
definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti
pada definisi Arrhenius).
§ Lewis: Menurut
definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang
dikemukakan oleh Gilbert N.Lewis ini dapat mencakup asam yang tak
mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III)
klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital
molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital
kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO)
dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung
membentuk orbital molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya,
definisi Bronsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam
definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium
dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke
dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih
tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
- Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
- Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
- Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam yaitu korosif terhadap logam.
§ Hantaran listrik: asam, walaupun tidak
selalu ionic, merupakan elektrolit.
Dalam
air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan
air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- +
H3O+
Tetapan
asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:
![Description: K_a = \frac{[\mbox{H}_{3}\mbox{O}^+][ \mbox{A}^-]}{[\mbox{HA}]}](file:///C:\Users\PCRESC~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Asam
kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu,
kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+;
hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam
klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang
kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat
bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada
dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk
asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam
kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida,
HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat berbilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3,
H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik
merupakan asam lemah.
2. Basa
Definisi
umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air.Basa
adalah lawan dari asam, yaitu
ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih
dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk
basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida
(NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi
menjadi basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Sifat-sifat basa
yaitu:
1.
Kaustik
2.
Rasanya pahit
3.
Licin seperti sabun
4.
Nilai pH lebih dari air suling
5.
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6.
Dapat menghantarkan arus listrik
Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat ————> Kalsium
Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 ————> CaSO4(aq)
+ 2H2O (l)
B.
Kekuatan
Asam Basa
Seperti
yang telah diketahui sebelumnya bahwa asam basa itu dibedakan menjadi asam kuat
dan asam lemah, serta basa kuat dan basa lemah. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan hal ini terjadi, yaitu:
a.
Derajat Ionisasi (α)
Menyatakan
banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi
ini dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan
jumlah zat yang dilarutkan. Derajat ionisasi dapat diketahui dengan menggunakan
rumus di bawah ini:

Jika zat
terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika zat
tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan
zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu,
sangat kecil (α<1).
Asam dapat
dikelompokkan berdasarkan kekuatannya, yaitu:
·
Asam kuat yaitu asam yang derajat ionisasinya =
1 atau mengalami ionisasi sempurna. Misalnya : HCl, HBr, HI, HNO3,
dan HClO4
·
Asam lemah yaitu asam yang derajat ionisasinya
< 1 atau mengalami ionisasi sebagian. Misalnya : HCOOH, H2CO3,
dan HCN
Sedangkan basa
dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatannya, yaitu:
·
Basa kuat yaitu basa yang derajat ionisasinya =
1 atau mengalami ionisasi sempurna. Misalnya : NaOH, KOH
·
Basa lemah yaitu basa yang derajat ionisasinya
< 1 atau mengalami ionisasi sebagian. Misalnya : ammonia
b.
Derajat Keasaman (pH)
Konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman (pH). pH
suatu larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator
universal) atau pH meter. Selain itu dapat juga diketahui dengan meramalkan pH
larutan berdasarkan konsentrasi dan kekuatan asam basa yang bersangkutan.
Untuk asam, yang
termasuk asam kuat adalah asam yang memiliki pH mendekati nol sedangkan asam
lemah memiliki pH mendekati tujuh.Untuk basa, yang merupakan basa kuat adalah
basa yang memiliki pH mendekati 14 sedangkan basa lemah adalah basa yang
memiliki pH mendekati tujuh.
Rumus pH dituliskan sebagai berikut :


Untuk
air murni pada temperatur 25 °C :
[H+] = [OH-]
= 10-7 mol/L
Sehingga
pH air murni = – log 10-7 = 7.
Atas
dasar pengertian ini, maka :
·
x Jika pH = 7, maka larutan bersifat
netral
·
x Jika pH < 7, maka larutan bersifat
asam
·
x Jika pH > 7, maka larutan bersifat
basa
·
x Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH =
14
Telah
disinggung dalam pembahasan sebelumnya bahwa asam terbagi menjadi dua, yaitu
asam kuat dan asam lemah. Begitu juga pada larutan basa terbagi menjadi dua,
yaitu basa kuat dan basa lemah. Pembagian ini sangat membantu dalam penentuan
derajat keasaman (pH).
1. Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan
ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat keasamannya,
dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
Ketika
asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke
molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif
tergantung pada asam yang digunakan.
Pada
kasus yang umum :


Reaksi
tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada saat
memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan satu
arah. Asam 100% terionisasi.
Sebagai
contoh, ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
hidrogen klorida, sangat sedikit sekali terjadi reaksi kebalikan yang dapat
ditulis:


Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan
bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida
digambarkan sebagai asam kuat.
Asam kuat adalah asam yang
terionisasi 100% dalam larutan.
Asam
kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat. Anda
barangkali menemukan suatu persamaan untuk ionisasi yang dituliskan melalui sebuah
bentuk yang disederhanakan:
Persamaan
ini menunjukkan hidrogen klorida terlarut dalam air yang terpisah untuk
memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion klorida dalam larutan.
Versi ini sering digunakan dalam pekerjaan ini hanya
untuk menjadikan sesuatu terlihat lebih mudah. Jika anda menggunakannya, harus
diingat bahwa air memang benar-benar terlibat, dan ketika menuliskan H+(aq) yang dimaksudkan sebenarnya adalah ion
hidroksonium, H3O+.
Asam kuat dan pH
pH
adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Asam kuat seperti asam
hidroklorida pada konsentrasi seperti yang sering anda gunakan di lab memiliki
pH berkisar antara 0 sampai 1. pH yang lebih rendah, konsentrasi ion hidrogen
lebih tinggi dalam larutan.
Penentuan pH

Penentuan pH asam kuat
Jika menentukan pH dari 0.1 mol dm-3 asam
klorida. Yang perlu dilakukan adalah menentukan konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan terlebih dahulu, dan kemudian mengubahnya menjadi bentuk pH dengan
menggunakan kalkulator. Dengan menggunakan asam kuat hal ini sangatlah mudah.
Asam
hidroklorida adalah asam kuat – terionisasi 100%. Tiap mol HCl bereaksi dengan
air untuk menghasilkan 1 mol ion hidrogen dan 1 mol ion klorida.Hal ini berarti
bahwa jika konsentrasi asam adalah 0.1 mol dm-3, maka
konsentrasi ion hidrogen juga 0.1 mol dm-3. Gunakan
kalkulator untuk mengubahnya ke dalam bentuk pH. Kalkulator menginginkan untuk
menekan 0.1, dan kemudian tekan tombol "log".
log10 [0.1] = -1
Tetapi pH = – log10 [0.1]
-
(-1) = 1
pH
asam adalah 1.
Contoh
: x Hitung pH larutan dari 100 ml larutan 0.01 M HCl!
Jawab
:

x
Hitung pH larutan dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat!
Jawab
:

2. Asam lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi
seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Disebut
asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠
1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :

Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh
: Hitunglah pH dari 0,025 mol CH3COOH dalam 250 mL
larutannya, jika Ka = 10-5!
Jawab
:

Asam
etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan
air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi
kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi
dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air.


Pada
setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk
ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana.
Sebagian
besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air
untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah.
Membandingkan kekuatan asam
lemah
Posisi
kesetimbangan reaksi antara asam dan air bervariasi antara asam lemah yang satu
dengan asam lemah yang lainnya. Selanjutnya bergeser ke arah kiri, ke sisi asam
yang lebih lemah.


Tetapan disosiasi asam, Ka
anda dapat memperoleh ukuran posisi
kesetimbangan dengan menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan
yang memiliki harga lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri.
Disosiasi
(ionisasi) asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang
sama – pada kasus ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan
ungkapan yang sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Kc.
Berikut adalah kesetimbangan lagi:


anda
mungkin ingin menuliskan tetapan
kesetimbangan dengan:

Pada bagian bawah ungkapan, anda
memiliki hubungan untuk konsentrasi air dalam larutan. Hal itu bukanlah suatu
masalah,kecuali jumlah tersebut sangatlah besar untuk dibandingkan dengan
jumlah yang lain.
Catatan: Berat
1 mol air adalah 18 g. 1 dm3 larutan
mengandung kurang lebih 1000 g air. Dengan membagi angka 1000 dengan 18
diperoleh kurang lebih 55.
Jika anda memiliki asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1 mol dm-3, dan hanya sekitar 1% asam lemah tesebut bereaksi dengan air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain, jika asam adalah lemah maka konsentrasi air tetap.
Jika anda memiliki asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1 mol dm-3, dan hanya sekitar 1% asam lemah tesebut bereaksi dengan air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain, jika asam adalah lemah maka konsentrasi air tetap.
Pada
kasus tersebut, tidak terdapat batasan yang luas dalam memasukkan hubungan
konsentrasi air ke dalam ungkapan tersebut jika hubungan konsentrasi air itu
merupakan suatu variabel. Bahkan, tetapan kesetimbangan yang baru didefinisikan
tanpa menyertakannya. Tetapan kesetimbangan yang baru ini disebut dengan Ka.

Catatan: Istilah
untuk konsentrasi air telah diabaikan. Apa yang terjadi adalah pernyataan
pertama telah disusun untuk menghasilkan Kc sebuah
konstanta) yang menyatakan konsentrasi air (konstanta yang lain) pada bagian
sebelah kiri. Hasil kali ionnya kemudian diberi nama Ka.
Anda
mungkin menemukan ungkapan Ka ditulis
berbeda jika anda menuliskannya dari versi reaksi kesetimbangan yang
disederhanakan:



Ungkapan ini mungkin ditulis dengan
atau tanpa simbol yang menunjukkan keadaan.
Hal
ini sebenarnya persis sama dengan ungkapan sebelumnya untuk Ka! Ingatlah bahwa meskipun kita sering menulis H+ untuk ion hidrogen dalam larutan, sebenarnya
kita membicarakan ion hidroksonium.
Ungkapan
Ka versi yang kedua tidak persis sama dengan
ungkapan yang pertama.
Untuk mengambil contoh tertentu,
tetapan untuk disosiasi asam etanoat tepatnya ditulis sebagai:


Ungkapan
Ka adalah:

Jika anda menggunakan kesetimbangan
dengan versi yang lebih sederhana


ungkapan
Ka adalah:

Tabel
menunjukkan beberapa harga Ka untuk
beberapa asam yang sederhana:
asam
|
Ka (mol dm-3)
|
asam hidrofluorida
|
5.6 x 10-4
|
asam metanoat
|
1.6 x 10-4
|
asam etanoat
|
1.7 x 10-5
|
hidrogen sulfida
|
8.9 x 10-8
|
Semuanya
adalah asam lemah karena harga Ka sangat
kecil. Asam-asam tersebut diurutkan seiring dengan penurunan kekuatan asam,harga
Ka yang diperoleh lebih kecil seiring dengan
menurunnya urutan pada tabel.
Meskipun demikian, jika anda sangat
tidak menyukai bilangannya, bilangan tersebut tidaklah nyata.
Untuk
menghindari hal ini, bilangan tersebut seringkali diubah ke dalam sesuatu yang
baru, bentuk yang lebih mudah, disebut pKa.
Pengantar
untuk pKa
pKa memuat dengan tepat hubungan yang sama untuk Ka sebagaimana pH digunakan untuk menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen:

Jika
anda menggunakan kalkuator anda pada seluruh harga Ka pada tabel di atas dan mengubahnya menjadi harga pKa akan diperoleh:
asam
|
Ka (mol dm-3)
|
pKa
|
asam hidrofluorida
|
5.6 x 10-4
|
3.3
|
asam metanoat
|
1.6 x 10-4
|
3.8
|
asam etanoat
|
1.7 x 10-5
|
4.8
|
hidrogen sulfida
|
8.9 x 10-8
|
7.1
|
Dengan
catatan bahwa asam yang lebih lemah, memiliki harga pKa yang lebih besar. Sekarang sangat mudah untuk
melihat bahwa kecenderungan mengarah pada asam yang lebih lemah seiring dengan
menurunnya posisi asam pada tabel.
ingatlah:
- Harga pKa lebih rendah, asam lebih kuat.
- Harga pKa lebih tinggi, asam lebih lemah.
3. Basa kuat
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam
sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Disebut basa kuat karena
zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan
derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari
konsentrasi basanya.
Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida dari logam alkali dan logam
alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.
Contoh
:
·
Hitung pH dari 100 mL larutan KOH 0,1 M !
Jawab :

·
Hitung pH dari 500 mL larutan Ca(OH)2 0,01
M !
Jawab :

Berikut ini adalah daftar basa kuat:
- Kalium hidroksida (KOH)
- Barium hidroksida (Ba(OH)2)
- Caesium hidroksida (CsOH)
- Natrium hidroksida (NaOH)
- Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
- Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
- Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
- Litium hidroksida (LiOH)
- Rubidium hidroksida (RbOH)
Kation dari basa kuat di atas terdapat pada grup pertama dan
kedua pada daftar periodik (alkali dan alkali tanah).
Beberapa basa kuat seperti kalsium hidroksida sangat tidak
larut dalam air. Hal itu bukan suatu masalah,kalsium hidroksida tetap
terionisasi 100% menjadi ion kalsium dan ion hidroksida. Kalsium hidroksida
tetap dihitung sebagai basa kuat karena kalsium hidroksida 100% terionisasi.
Penentuan pH basa kuat karena pH merupakan pengukuran
konsentrasi ion hidrogen, bagaimana suatu larutan yang mengandung ion
hidroksida dapat memiliki harga pH? Untuk memahami hal ini, kamu perlu
mengetahui tentang hasil kali ion air.
Apapun itu jika merupakan air, dapat disusun suatu
kesetimbangan. Dengan menggunakan versi kesetimbangan yang disederhanakan:
Melalui adanya kelebihan ion hidroksida dari natrium
hidroksida, masih terdapat kesetimbangan, akan tetapi posisi kesetimbangan
telah bergeser ke arah kiri menurut Prinsip Le Chatelier.
Terdapat ion hidrogen yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dalam air murni, akan tetapi masih terdapat ion hidrogen. pH ditentukan melalui
konsentrasi ion hidrogen tersebut.
Skema metode penentuan pH basa kuat:
·
Tentukan konsentrasi ion hidroksida
·
Gunakan Kw untuk menentukan konsentrasi
ion hidrogen
·
Ubahlah konsentrasi ion hidrogen ke
bentuk pH
4. Basa lemah
Disebut basa lemah
karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0
< α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak
dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa
kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :

Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Amonia adalah
basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion
hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium
dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap
saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida.
Basa lemah
adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan.Membandingkan kekuatan basa dalam larutan: Kb
Ketika basa
lemah bereaksi dengan air, posisi kesetimbangan bervariasi antara basa yang
satu dengan basa yang lain. Selanjutnya bergeser ke kiri, ke basa yang lebih
lemah. Dapat diperoleh pengukuran posisi kesetimbangan melalui penulisan
tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Harga tetapan yang lebih rendah,
kesetimbangan lebih bergeser ke arah kiri.
C.
Teori
Asam-Basa
1.
Teori
asam dan basa Arrhenius
Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit,
dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai berikut:
·
Asam adalah zat yang menghasilkan ion
hidrogen dalam larutan.
·
Basa adalah zat yang menghasilkan ion
hidroksida dalam larutan.Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion
hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.
Pembatasan
Teori
Asam hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan
natrium
hidroksida dan larutan amonia. Pada kedua kasus tersebut, kita akan memperoleh
larutan tak berwarna yang dapat kita kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna putih,baik itu natrium klorida maupun amonium
klorida. Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip.Persamaan lengkapnya adalah:


Pada kasus natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam
bereaksi dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida sejalan dengan teori
Arrhenius. Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak muncul ion hidroksida sedikit pun! kita bisa memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
amonia bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk
menghasilkan ion amonium dan ion
hidroksida:

Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan
ammonia encer yang yang khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul
amonia. Meskipun demikian, pada reaksi tersebut terdapat
ion hidroksida,dan ion hidroksida ini dapat
diselipkan ke dalam teori Arrhenius. Akan
tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen klorida.

Pada kasus ini, tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida
dalam larutan karena bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini
sebagai reaksi asam-basa, meskipun pada faktanya reaksi
tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua zat tersebut berada
dalam larutan.
2.
Teori Asam dan Basa Bronsted-Lowry
Johannes Nicolaus Bronsted dan
Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah mendefinisikan asam-basa
sebagai berikut:
Asam
adalah donor proton dan sebaliknya basa disebut sebagai aseptor proton
Kemudian teori ini
lebih dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry sebagai
penghargaan bagi mereka berdua. Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak menentang
konsep asam-basa Arrhenius akan tetapi bisa dikatakan sebagai
perluasan dari konsep tersebut.
Ion hidroksida dalam konsep Arrhenius tetap menjadi basa
dalam konsep Bronsted-Lowry disebabkan ion hidroksida dapat menerima H+
(aseptor proton) untuk membentuk H2O.
Contoh:
HCl dan HNO3 adalah asam Bronsted-Lowry
disebabkan kedua spesies ini mampu memberikan ion H+ (proton H+)
kepada air dengan reaksi sebagai berikut:


HNO3(aq) + H2O H3O+(aq) + NO3-(aq)
NH3 dan ion OH- adalah basa menurut
Bronsted-Lowry disebabkan kedua spesies ini adalah aseptor proton. NH3 dapat
bereaksi dengan air untuk membentuk NH4+ dan OH-
dapat bereaksi dengan H+ membentuk air.


OH-(aq) + H+(aq) H2O(l)
Salah satu keunggulan teori
asam-basa Bronsted-Lowry adalah konsep ini bisa menjelaskan mengenai sifat asam
basa reaksi yang reversible. Contoh jenis reaksi ini adalah reaksi disosiasi
asam lemah CH3COOH.
CH3COOH(aq)
+ H2O
H3O+(aq)
+ CH3COO-(aq)

Sekarang perhatikan reaksi yang hanya berjalan ke kanan

CH3COOH adalah asam sebab spesies ini mendonorkan
proton pada H2O. H2O adalah basa sebab spesies ini
menerima proton dari CH3COOH
Sedangkan untuk reaksi kebalikannya

H3O+ adalah asam sebab spesies ini
mendonorkan proton pada CH3COO-. CH3COO-
adalah basa sebab spesies ini menerima proton pada H3O+
Artinya reaksi reversible dari asam lemah diatas memiliki 2
asam dan 2 basa yang saling berpasangan yang kita sebut sebagai pasangan asam
basa konjugasi Bronsted-Lowry.

Artinya CH3COOH adalah asam konjugasi dari CH3COO-
atau CH3COO- adalah basa konjugasi dari CH3COOH.
Keduanya berpasangan sehingga dinamakan asam basa konjugasi Bronsted-Lowry.
Cara mudah mengingat asam basa konjugasi Bronsted-Lowry
adalah sebagai berikut:
Untuk membuat asam konjugasi Bronsted-Lowry maka tambahkan
satu H+ pada spesies yang ditanyakan, sedangkan untuk membuat basa
konjugasi dari Bronsted-Lowry maka tinggal ambil satu H+ dari
spesies yang ditanyakan.
H2SO4 basa konjugasinya (tinggal ambil
1 H+) adalah HSO4-
HNO3 basa konjugasinya (tinggal ambil 1 H+)
adalah NO3-
PO43- asam konjugasinya (tinggal
tambah 1 H+) adalah HPO42-
Cl- asam konjugasinya (tinggal tambah 1 H+)
adalah HCl
Teori asam-basa Bronsted-Lowry ini ada kelemahannya juga
yaitu dia tidak bisa menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer
proton (H+) seperti reaksi berikut:


AgCl(s) + NH3(aq) Ag(NH3)Cl(aq)
Dua reaksi
diatas adalah contoh sebagian kecil reaksi asam basa yang tidak bisa dijelaskan
lewat konsep asam basa Bronsted-Lowry akan tetapi dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori asam-basa Lewis.
D.
Reaksi Asam-Basa
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan
proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Di sini, asam berperan sebagai donor proton
dan basa berperan sebagai akseptor
proton.

Reaksi asam basa, HA: asam, B: Basa, A–: basa
konjugasi, HB+: asam konjugasi
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi. Reaksi kesetimbangan (bolak-balik)
juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam
kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi
asam dan basa (Ka dan Kb)
dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa
adalah netralisasi
dimana asam dan basa dalam jumlah
yang sama akan membentuk garam yang sifatnya netral.Reaksi
asam basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang
digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
·
Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air
melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air
melepaskan ion OH-
·
Definisi Bronsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+)
donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius
·
Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan
elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi
definisi Bronsted-Lowry
E.
Reaksi Kesetimbangan Homogen dan
Heterogen
Reaksi
dapat diibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi kesetimbangan homogen dan
reaksi kesetimbangan heterogen. Reaksi Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi
kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama.
Contoh:

Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen dimana reaktan dan produk yang berbeda fasa.
Contoh:

Contoh:

Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen dimana reaktan dan produk yang berbeda fasa.
Contoh:

Sebagian
besar reaksi antara dua fase misalnya pada interface dari gas – padat atau
gas–cair, biasanya yang bertindak sebagai katalis adalah yang lebih padat,
karenanya luas permukaan dari padatan
harus benar – benar diperhatikan. Beberapa contoh yang dilakukan oleh dunia
industri lain katalis akan menghasilkan lain produk :
- Dekomposisi organik
C2H5OH (Al2O3 , 300oC
) à C2H4 + H2O
C2H5OH (Cu , 300oC ) à CH3CHO + H2O
- Dehidrogenasi
C4H8 (Al2O3, Cr2O3 ) à CH2=CHCH=CH2 + H2
Ethyl Benzene
(Fe2O3, 650oC) à Styrene + H2
- Hidrasi hidrokarbon takjenuh
Dengan adsorben asam posforat dan katalis celite maka
C2H4 + H2O
(300oC ) à C2H5O
H
- Hidrokklorinasi
Vinil clorida dibuat dengan katalis merkuriclorida dan
arang dari reaksi
CHºCH +
HCl (200oC) à CH2=CHCl
Sebagian besar proses katalitik industri terjadi pada
interface gas – padat. Mekanismenya berdasar pada teori yang dipostulatkan
Langmuir pada tahun 1916, yaitu :
1.
Gerakan
molekul gas kepermukaan berlangsung dengan konveksi atau difusi
2.
Adsorpsi
reaktan, dengan ikatan kimia yang kuat (kemisorpsi). Pada banyak kasus di awali
dulu dengan ikatan fisika
3. Reaksi
antar molekul yang diadsorpsi
4. Desorpsi
produk
5.
Meninggalkan
permukaan dengan konveksi atau difusi
II.
KESIMPULAN
1.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
2.
Definisi
umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa
adalah lawan dari asam, yaitu
ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih
dari 7.
3. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan kekuatan asam-basa:
·
Derajat Ionisasi (α)
·
Derajat Keasaman (pH)
4.
Teori asam-basa :
·
Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika
dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Syante
Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam
air.
·
Bronsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan
definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti
pada definisi Arrhenius).
·
Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan
elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N.Lewis ini
dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula
dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat
menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa
dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
5.
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan
proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Disini, asam berperan sebagai donor proton
dan basa berperan sebagai akseptor
proton.
6.
Hasil dari transfer proton ini
adalah asam konjugasi dan basa konjugasi. Reaksi
kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa
konjugasinya selalu dalam kesetimbangan.
7.
Reaksi kesetimbangan ditandai dengan
adanya konstanta disosiasi asam dan basa (Ka dan Kb)
dari setiap substansinya.
8.
Reaksi
Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa
yang bereaksi sama. Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen dimana reaktan dan
produk yang berbeda fasa.
III.
DAFTAR PUSTAKA
Situs Kimia Indonesia chem-is-try.org
Setiono,L dan Vogel,A.I.1979. Buku teks analisis anorganik
kualitatif makro dan semimikro.Kalman Media Pustaka.Jakarta,Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar